SINFORAN | Mengucapkan Jazakallahu khairan katsiran a'la ziyaratikum | Baca kisah |
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter

Hubungan Agama Dengan Ilmu Pengetahuan Sosial













BAB 4
Hubungan Agama Dengan
Ilmu Pengetahuan Sosial
Dunia saat ini tengah memasuki era globalisasi dengan dampak negatif dan positifnya. Di antara dampak negatif tersebut misalnya terjadi dislokasi, dehumanisasi, sekularisasi, dan sebagainya.sedangkan dampak positifnya antara lain terbukanya berbakai kemudahan dan kenyamanan, baik dalam lingkungan ekonomi, (ekonosfer) informasi (infosfer) maupun psikologi (psikosfer).
Ilmu pengetahuan sosial yang ada sekarang ini dinilai sudah mulai kewalahan dalam ikut serta memberikan kerangka pemecahan masalah yang timbul pada era globalisasi ini. Disebabkan karena prinsip-prinsip yang dijadikan landasan dalam ilmu pengetahuan sosial tersebut berasal dari filsafat barat yang bertumpu pada logika rasional dan cara berfikir empirik. Salah satu upaya mengatasi kebuntuan dari ilmu pengetahuan yang demikian itu, agama diharapkan dapat memberikan arahan dan perspektif baru, sehingga agama tersebut terasa bermanfaat bagi para penganutnya.

  1. PANDANGAN AJARAN ISLAM TENTANG ILMU SOSIAL

Jika diadakan perbandingan antara perhatian islam terhadap urusan ibadah dengan urusan muamalah, ternyata islam menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan ibadah dalam arti yang khusus . keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan menjadi penting jika dikaitkan dengan situasi kemanusiaan di zaman modern ini. Dewasa ini manusia menghadapi berbagai macam persoalan yang membutuhkan pemecahan segera. Manusia merasa bahwa situasi yang penuh dengan problematika di dunia modern justru disebabkan oleh perkembangan pemikiran manusia sendiri.
Manusia telah berhasil mengorganisasikan ekonomi, menata struktur politik, serta membangun peradaban yang maju untuk dirinya sendiri, tetapi pada saat yang sama, kita juga melihat bahwa umat manusia telah menjadi tawanan dari hasil ciptaannya sendiri. Dalam keadaan demikian, kita harus memiliki ilmu pengetahuan sosial yang mampu membebaskan manusia dari problema tersebut. Ilmu pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan yang digali dari nilai-nilai agama. Kuntowijoyo menyebutkan sebagai ilmu sosial profetik.

  1. ILMU SOSIAL YANG BERNUANSA ISLAM
Ilmu sosial mengalami kemandekan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, dibutuhkn ilmu sosial yng tidak berhenti pada menjelaskan fenomena sosial, tetapi dapat memecahkan secara memuaskan. Menurut Kuntowijoyo kita butuh ilmu sosial Profetik: yaitu ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial tetapi juga memberi petunjuk kearah mana tranformasi itu dilakukan, yaitu ilmu sosial yang mampu mengubah fenomena berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu. Yaitu yang berdasarkan tiga hal : cita-cita manusia, libersi, dan ketiga transendensi.
Cita-cita profetif dapat diderivasikan dari misi historis islam dalam kandungan surat Ali-Imran ayat 110 :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ


"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah."
Tujuan pertama ialah memanusiakan manusia; seperti Industrialisasi yang kini terjadi kadang menjadikan manusia sebagian dari masyarakat abstrak tanpa wilayah kemanusiaan. Kita menjalani obyektifasi ketika berada di tengah-tengah mesin politik dan mesin pasar, manusia telah menjadi bagian dari sekrup mesin yang tidak lagi menyadari keberadaanya secara utuh.Kedua liberasi bertujuan pembebasan manusia dari kungkungan teknologi, dan memeras kehidupan orang miskin yang tergusur oleh kekuatan ekonomi raksasa dan berusaha membebaskan manusia dari belenggu yang kita buat sendiri. Ketiga tujuan transendensi adalah menumbuhkan dimensi transendental dalam kebudayaan. Dan yang harus kita lakukan membersihkan diri dengan meningkatkan kehidupan pada dimensi transendentalnya.
Dengan ilmu sosial Profetik kita di haruskan mempunyai pandangan bahwa sumber ilmu bukan hanya berasal dari rasio dan empiri sebagaimana yang dianut dalam masyarakat barat, tetapi juga dari wahyu. Dengan ilmu sosial yang demikian maka umat islam akan dapat meluruskan gerak langkah perkembangan ilmu pengetahun yang terjadi saat ini dan juga meredam berbagai kerusuhan sosial dan tindakan kriminal. Fenomena kerusuhan tindakan kriminal, bencana kebakaran hutan, penyimpangan sosial, dan masalah sosial lainnya bukan masalah yang berdiri sendiri, semua itu merupakn produk sistem dan pola pikir. Pemecahan terhadp masalah tersebut salah satu alternatif adalah dengan memberikn nuansa keagamaan pada ilmu sosial.


C. PERANAN ILMU SOSIAL PROFETIK PADA ERA GLOBALISASI
Islam selalu membuka diri terhadap seluruh warisan kebudayan sejak beberapa abad yang lalu islam mewarisi peradaban manusia. Kita tidak membangun dari ruang hampa hal tersebut dapat dipahami dari kandungan surat al-maidah ayat 3.


الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
Artinya: pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah kucukupkan nikmatku untukmu dan aku ridho islam menjadi agamamu.
kata "telah KU- sempurnakan agama-mu" mengandung arti bukan membangun dari ruang hampa melainkan dari bahan-bahan yang sudah ada. Hal demikian dapat dilihat dari kenyataan sejarah semua agama dan peradapan mengalami proses meminjam dan memberi dalam interaksi mereka satu sama lain sepanjang sejarah. Dalam bidang IPTEK Islam bukanlah agama yang tertutup. Islam adalah paradigma terbuka sebagai mata rantai peradaban dunia. Islam mewarisi peradapan yunani dari barat dan peradaban persia, india, dan cina dari timur. Ketika abad VIII – XV peradaban barat dan timur tenggelam dan mengalami kemerosotan. Islam bertindak sebagai pewaris utama kemudian diambil alih oleh barat sekarang. Islam mengembangkan matematika India, ilmu kedokteran dari Cina, sistem pertahanan Sasanid dan logika Yunani dsb. Namun dalam proses penerimaannya itu terdapat dialektika internal. Mislnya untuk bidang pengkajian tertentu Islam menolak bagian logika Yunani yang sangat rasional, diganti dengan cara berfikir yang menekankan rasa seperti yang dikenal dalam Tasawuf.
Al-Qur'an sebagai sumber utama ajaran islam diturunkan bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam setting sosial aktual, respon normatifnya merefleksikan kondisi sosial aktual itu. Meskipun jelas bahwa al-Qur'an memiliki cita-cita sosial tertentu. Bukti sejarah memperlihatkan dengan jelas bahwa sejak kelahirannya lima belas abad yang lalu Islam telah tampil sebagai agama terbuka akomodatif. Serta berdampingan dengan agama, kebudayaan, dan peradaban lainnya. Tetapi dalam waktu bersamaan Islam juga tampil memberikan kritik, perbaikan, bahkan penolakan dengan cara-cara yang amat simpatik dan tidak menimbulkan gejolak sosial yang membawa korban yang tidak diharapkan. Dengan sifat karakteristik ajaran islam demikian itu maka melalui ilmu sosial yang berwawasan profetik Islam siap memasuki era globalisasi yang di tandai dengan adanya perubahan bidang ekonomi, teknologi, sosial, informasi, dsb. Akan dapat diambil dengan sebaik-baiknya.
Islam mempunyai perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap masalah sosial. Untuk itu maka kehadiran ilmu sosial yang hanya membicarakn tentang manusia tersebut dapat diakui oleh Islam. Namun islam mempunyai pandangan yang khas tentang ilmu sosial yang dikembangkan yaitu ilmu sosial profetik yang dibangun dari ajaran islam dan diarahkan untuk humanisasi, liberasi, dan transendensi.


Diringkas dari  Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1998)
Peringkas temanku seperjuangan
Khozinul Asror hafidzahullah





















0 komentar:

 

Browsing Artikel

Pengikut

Total Tayangan Halaman

sinforan's cbox

Recent Posts

Pingbox

Copyright 2010 Situs Informasi dan Pengetahuan - All Rights Reserved.
Designed by Web2feel.com | Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com | Affordable HTML Templates from Herotemplates.com.