SINFORAN | Mengucapkan Jazakallahu khairan katsiran a'la ziyaratikum | Baca kisah |
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter

ADAPTASI MASYARAKAT DI KAWASAN EKOSISTEM GAMBUT












Sejak dahulu, dalam ekosistem rawa gambut sudah terdapat masyarakat yang tinggal di dalamnya, memanfaatkan potensi sumberdaya alam secara terbatas, dan bertanggung jawab hingga turut menjaga dan melestarikan keseimbangan ekosistem rawa gambut. Namun seiring dengan waktu, tuntunan kebutuhan akan sumberdaya alam dan lahan untuk pengembangan pembangunan mulai dari permukiman, industri, perkebunan sawit, dan HTI telah merambah kawasan gambut sebagai salah satu sumberdaya lahan potensial yang dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan lahan gambut untuk kepentingan tersebut telah mengubah keseimbangan ekosistem gambut dan memunculkan berbagai permasalahan ekologi, ekonomi, dan sosial antara warga pendatang dan masyarakat lokal. Nilai-nilai kearifan lokal ini hendaknya bisa menjadi salah satu acuan untuk memahami karakteristik ekosistem  gambut dalam upaya pengelolaan ekosistem gambut yang berkelanjutan.

SINDROM MENOPAUSE













SINDROM MENOPAUSE
A.    PENDAHULUAN
Menopause merupakan babak baru kehidupan seksual kaum perempuan yang ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi atau haid. Sebagian besar perempuan mulai mengalaminya saat usia 40-50 tahun. Berhentinya haid ini berarti berhentinya fungsi reproduksi. Fungsi reproduksi dapat berlangsung sampai umur 50 tahunan. [1]  
Siklus haid dipengaruhi oleh hormon estrogen yang diproduksi kelenjar pada indung telur (ovarium). Pada perempuan berusia 40-50 tahun, sel-sel organ ovarium mulai mengalami proses penuaan dan hormon estrogen tidak lagi diproduksi sehingga siklus haid berhenti. Menopause bagi wanita mempunyai pengaruh dan menimbulkan perubahan-perubahan fisik dan psikis. Perubahan-perubahan fisik dan psikis pada wanita saat menopause disebut dengan sindrom menopause.[2]
Apa sajakah perubahan-perubahan fisik dan psikis tersebut dan bagaimanakah terjadinya? Maka dalam makalah yang ringkas ini penulis berusaha untuk menjelaskannya dengan singkat dan jelas. Kemudian dalam makalah ini penulis juga menjelaskan pencegahan dari dampak negatif menopause serta rehabilitasi psikis. 
B.     PENGERTIAN SINDROM MENOPAUSE
Sindrom adalah sekumpulan tanda dan gejala yang cenderung selalu muncul bersamaan meskipun penyebabnya berbeda.[3] Sindrom menopause adalah gejala-gejala fisik dan psikis yang menyertai awal menopause. Gejala-gejala fisik antara lain berupa dirasakannya arus panas pada bagian atas tubuh (hot flush), sulit tidur (insomnia), sakit kepala (migren) dan badan yang cenderung lebih mudah gemuk.[4] Sedangkan gejala-gejala psikis, seperti perasaan murung, mudah tersinggung, kecemasan yang berlebihan, kecurigaan dan depresi. [5]
Kata menopause berasal dari bahasa Yunani. Kata menos berarti “bulan” dan pause artinya “berhenti”.[6] Valentina L. Brashers dalam bukunya Clinical Applications of pathophysiology menukil pengertian  Menopause dari WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut, periode mentruasi terakhir  secara retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause.[7] Pengertian menopause secara sederhana dapat diartikan berhentinya haid yang permanen selama paling sedikit setahun, yang merupakan akhir dari masa reproduksi wanita.[8]
C.    MASA MENOPAUSE
Menopause alami umumnya terjadi pada usia antara 48-52 tahun. Meskipun begitu, menopause bisa terjadi pada usia 30-an atau pertengahan 50-an. Jika terjadi sebelum usia 45 tahun. Disebut menopause dini.[9] Menopause dini dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain kelainan bawaan (biasanya kelainan kromosom), penyakit autoimun (sistem pertahanan tubuh menyerang sel-sel indung telur tubuh itu sendiri), telah dilakukan pengangkatan ovarium (rahim). Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan menopause dini.[10]
D.    SINDROM MENOPAUSE
Sindrom menopause merupakan gejala normal yang dialami oleh wanita menopause. Gejala ini timbul akibat terjadinya perubahan fisik dan psikis pada wanita yang mengalaminya. Namun, gejala-gejala yang timbul sangatlah individual. Tak setiap wanita mengalami perubahan berarti saat menjalani masa menopause dan ada juga yang sebaliknya. Semuanya tergantung pada kondisi kesehatan, emosi (daya tahan terhadap stres), asupan makanan, dan aktivitas fisik seseorang.[11]
1.      Menstruasi Berhenti
            Kata menstruasi diambil dari bahasa Latin, mens yang artinya “bulan” karena sirklus menstruasi mengikuti penanggalan bulan.[12] Setiap wanita akan mulai mengalami siklus haid tidak teratur sebelum menstruasinya yang terakhir. Masa haid bisa  lebih lama atau lebih singkat dengan diselingi periode panjang amennorhea (tidak menstruasi). Tingkat perdarahan juga akan berubah-ubah, tiba-tiba bisa menjadi ringan dan tidak terasa, atau sangat berat dan menyakitkan. Perdarahan berat terjadi karena kadar progesteron tiba-tiba merosot (inilah yang menyebabkan wanita mengalami menstruasi). Namun, ketika kadar progesteron wanita pramenopause lebih tinggi dari normal, selaput leher rahim pun makin menebal. Akibatnya, saat perdarahan terjadi, maka akan deras dan tiba-tiba (dan menggumpal). Perdarahan hebat yang terjadi selama 10-14 hari masih tergolong normal. Namun demikian, akan banyak kehilangan zat besi ketika mengalaminya.[13]
2.      Sistem Reproduksi Menurun Dan Berhenti
Perubahan organ reproduksi disebabkan oleh berhentinya haid, berbagai reproduksi akan mengalami perubahan. Sel telur tidak lagi di produksi, sehingga juga akan mempengaruhi komposisi hormon dalam organ reproduksi. Selain itu hormon estrogen menyebabkan jaringan lapisan vagina menjadi tipis dan sekresi atau lendir pada vagina mulai menurun sehingga saat berhubungan intim akan timbul rasa nyeri. Namun, kondisi ini sangat individual, artinya tidak semua wanita mengalaminya.[14]
3.      Penampilan Kewanitaan Menurun
            Akibat berkurangnya produksi hormon seks, penampilan seks sekunder kewanitaan menjadi berkurang. Sebagian analisis menyebut dengan sebutan kasar: pada fase ini, kaum hawa tidak lagi dapat disebut wanita, juga bukan pria. Bulu di wajah bertambah kasar, suara menjadi lebih mendalam, lekuk tubuh hilang, payudara turun dan kempis.[15]
            Masalah pada kulit mulai muncul sejak di usia 35 tahun. Pada saat ini, kulit menjadi tipis, kurang kenyal, dan daya lenturnya berkurang. Selain itu, pada kulit juga sering muncul bintik-bintik atau noda cokelat. Kondisi ini ada hubungannya dengan pigmen melanin yang mempengaruhi warna kulit dan sekalaigus melindungi kulit dari bahaya sinar matahari. Dengan bertambahnya usia, melanin akan semakin bertumpuk di tempat-tempat tertentu pada kulit. Ada kecenderungan kulit akan semakin gelap, lapisan atasnya menebal dan lapisan bawahnya menipis, sehingga mempertegas gurat-gurat dan kerutan pada kulit.[16]
4.      Ketidaknyamanan Fisik
Ketidaknyamanan fisik saat menopause antara lain berupa dirasakannya arus panas pada bagian atas tubuh (hot flush), sulit tidur, dan sakit kepala (migren). Arus panas dirasakan pada leher, wajah dan bagian atas dada. Biasanya berlangsung selama 15 detik sampai satu menit. Arus panas ini terjadi karena siklus perubahan kadar estrogen yang menyebabkan pembuluh darah membesar secara mendadak kemudian terjadi arus dan hilang secara cepat sehingga tubuh merasakan panas.[17]
pada wanita menopause, kadar serotonin (salah satu bentuk neurotransmiter) menurun sebagai akibat jumlah estrogen yang minim. Serotonin berperan dalam mempengaruhi suasana hati seseorang. Sehingga, bila jumlah serotonin menurun, kita akan mudah depresi dan sulit tidur.[18]
Sakit kepala bukan sesuatu yang khas pada masa menopause. Hanya saja, pada masa menopause ada kecenderungan tubuh melakukan penyimpanan garam dan penimbunan sairan tubuh akibat perubahan kadar hormon dalam tubuh. Masuk akal jika ada cairan berlebihan yang tertahan di otak dan menjadi penyebab sakit kepala. Selain itu, biasanya sakit kepala disebabkan oleh ketegangan otot. Otot kepala dan leher yang menegang akan menyebabkan sulitnya aliran darah sampai ke otak.[19]
5.      Berat Badan Bertambah
Pada masa menopause banyak wanita yang mengalami kegemukan atau obesitas. Hal itu disebabkan oleh berkurangnya kemampuan tubuh membakar energi, karena akibat menurunnya efektivitas proses dinamika fisik. Itu berarti bahwa energi yang diperoleh wanita melalui makanan tidak dapat dibakar dengan sempurna, sehingga menimbulkan penumpukan kolesterol (zat lemak) di dalam tubuh. Akibatnya berat badan bertambah. Dari sisi lain, penurunan aktivitas gerak wanita pada masa menopause merupakan salah satu sebab penambahan berat badan.[20]
6.      Pembengkakan
Bengkak tidak terjadi pada semua orang yang menopause. Ada kecenderungan bengkak biasanya dialami oleh yang berkulit gelap dan mempunyai buah dada yang besar. Mereka yang tinggi, kurus dan berkulit agak pucat jarang mengalami pembengkakan. Namun, belum ada penelitian yang membuktikan soal hal itu.[21]
Pembengkakan pada wanita menopause disebabkan oleh tubuh yang terlalu banyak menghasilkan aldosteron. Hormon ini merupakan hormon kortikosteroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan bertugas mengatur jumlah air dan garam dalam tubuh. Dalam keadaan stres, terjadi perubahan hormon yang mengakibatkan ketidakseimbangan susunan kimia tubuh sehingga menyebabkan  penimbunan air dalam tubuh.[22]
7.      Perubahan Kepribadian
Gejala-gejala lain yang kadang juga sangat mengganggu adalah gejala emosioanl yang disebabkan oleh meningkatnya kadar follical stimulating hormone (FSH, hormon perangsang folikel telur_) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon itu diproduksi oleh kelenjar pituitari sebagai respons untuk menstimulasi hipotalamus di otak untuk mengaktifkan ovarium. Ketika siklus menstruasi kacau dan persediaan sel telur makin menipis, maka FSH dan LH diproduksi sangat banyak sampai 15 kali dari biasanya. Ini merupakan mekanisme tubuh mengaktifkan kembali ovarium yang “mogok”. Pemeriksaan laboratorium yang mengindikasikan tingginya kadar FSH dan LH menunjukkan bahwa pada saat itu seorang wanita memasuki masa perimenopause. Berikut ini beberapa gejala emosional menopause yang disebabkan membanjirnya FSH dan LH yang sering dialami wanita menjelang menopause.
a.       Suasana hati berubah-ubah, mudah marah dan mudah sedih tanpa sebab yang jelas.
b.      Depresi.
c.       Sering cemas dan gelisah tanpa sebab yang jelas.
d.      Alergi meningkat.
e.       Sulit tertidur pulas, sering terbangun tanpa sebab.[23]
E.     PENCEGAHAN
Pencegahan yang dimaksud bukan berarti mampu mengatasi atau menghindarkan perempuan dari menopause. Namun, lebih kepada upaya mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat menopause. Berikut pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari menopause.
1.      Memberikan hormon pengganti (sintesis) untuk memulihkan sel-sel yang telah mengalami kemunduran (degenarsi sel).
2.      Memberikan vitamin dan suplemen tertentu yang berkhasiat memperlambat penuaan.
3.      Rehabilitasi dan stabilitasi fisik harus dilakukan dengan berolahraga secara rutin. Olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh pasca menopause adalah sexercice (olahraga seks) agar otot-otot atau jaringan payudara, pinggul, serta alat kelaminluar dan dalam bisa kencang kembali.
4.      Hubungan intim yang teratur akan membuat organ seksual tetap peka rangsangan dan berfungsi dengan baik. 
5.      Mengonsumsi makan yang bergizi, seperti sayuran, buah, dan biji-bijian yang banyak mengandung asupan nutrisi yang dapat membantu proses pemulihan.
6.      Merawat tubuh, wajah, serta rambut agar senantiasa bersih dan awet muda.[24]
F.     REHABILITASI PSIKIS
1.      Pemberian terapi khusus, seperti pijat relaksasi, mengonsumsi obat antidepresi, mandi sauna atau aroma terapi yang fungsinya menstabilkan ketegangan dan kecemasan yang ada.
2.      Psikoterapi dengan pendekatan agama dan pendekatan spiritual mempunyai peranan yang sangat besar untuk memulihkan krisis emosional yang berkaitan dengan babak baru kehidupan seksual perempuan pascamenopause. Hal ini dilakukan agar wanita kembali mendapatkan ketenangan jiwa, kesabaran, kepasrahan, dan rasa percaya diri.
3.      Peran suami banyak menolong pada proses rehabilitasi ini dengan mencoba mengerti keadaan pasangannya. Tetap membangun rasa kemesraan dan kasih sayang demi kebahgiaan bersama. Dorongan moral ini penting dan sangat efektif bagi pemulihan kondisi psikologisnya.[25]
G.    PENUTUP
Bila wanita memasuki masa menopause, maka ia tidak boleh frustasi dan menunggu nasib buruk. Ia masih dapat berperan penting dalam kehidupan, mulai menempuh cara hidup baru, dan menikmati makna kehidupan dengan cara yang luas dan baik. Secara khusus, ia telah terbebas dari beban haid, kehamilan dan melahirkan.
Jika ia dapat memperhatikan penampilannya dan menghindari makanan berlebihan yang menimbulkan kegemukan, maka ia akan dapat mempertahankan kecantikan dan kewanitaannya. Tetapi jika ia menyerah terhadap nasibnya dengan suatu keyakinan bahwa masanya sebagai wanita sejati telah berakhir maka ia akan mengalami tekanan psikologis dan fisiologis yang berat serta mudah terkaena berbagai penyakit. Selain itu, ia akan mengalami peningkatan berat badan dan menjadi wanita yang tidak berdaya sama sekali.
           




DAFTAR PUSTAKA
Sudewo Bambang, Hidup Sehat Cara Mas Dewo. Jakarta: PT Agro Media Pustaka,           2009.
Hardjodisastro Daldiyono, Menuju Seni Ilmu Kedokteran Bagaimana Dokter Berpikir,      Bekerja, Dan Menampilkan Diri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Wirakusumah Emma S., Tip Dan Solusi Gizi Untuk Tetap Sehat, Cantik, Dan         Bahagia Di      Masa Menopause Dengan Terapi Estrogen Alami. Jakarta: PT  Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Waluyo Srikandi, Putra Marhaendra Budhi, 100 Questions And Answer  Menopause          atau     Mati Haid. Jakarta: PT Alex Media Komutindo Kelompok Gramedia,     2010.
L. Brashers  Valentina, Clinical Applications of pathophysiology: Assessment,         Diagnostic       Reasoning, and Management, ter. dr. H. Y. Kuncara, ed.2.    Jakarta: EGC,2007.
Harmanto Ning, Herbal untuk Keluarga Ibu Sehat dan Cantik dengan Herbal.        Jakarta: PT      Elex Media Komputindo, 2006.
Indriasari Devi, 100% Persen Sembuh Tanpa Dokter: A-Z Deteksi, Obati, Dan Cegah       Penyakit. Yogyakarta: Pustaka Grhatama, 2009.
Rosenthal  M. Sara, Revolusi Terapi Hormon Pendekatan Alami, ter. Leo . Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2009.
Sa’abah Umar Marzuki, Bagaimana awet muda dan panjang usia. Jakarta: Gema   Insani  Press, 2001.
At-Tharsyah Adnan, serba-serbi wanita, ter. Gazi Saloom. Jakarta: Almahira, 2001.




[1] Bambang Sudewo, Hidup Sehat Cara Mas Dewo (Jakarta: PT Agro Media Pustaka, 2009), 67.
[2] Ibid.
[3] Daldiyono Hardjodisastro, Menuju Seni Ilmu Kedokteran Bagaimana Dokter Berpikir, Bekerja, Dan Menampilkan Diri (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), 38.
[4] Emma S. Wirakusumah, Tip Dan Solusi Gizi Untuk Tetap Sehat, Cantik, Dan Bahagia Di Masa Menopause Dengan Terapi Estrogen Alami (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), 10.
[5] Bambang, Hidup Sehat Cara Mas Dewo, 67.
[6] Srikandi Waluyo, Budhi Marhaendra Putra, 100 Questions And Answer  Menopause atau Mati Haid (Jakarta: PT Alex Media Komutindo Kelompok Gramedia, 2010), 4.
[7] Valentina L. Brashers, Clinical Applications of pathophysiology: Assessment, Diagnostic Reasoning, and Management, ter. dr. H. Y. Kuncara, ed.2 (Jakarta: EGC,2007),363.
[8] Ning Harmanto, Herbal untuk Keluarga Ibu Sehat dan Cantik dengan Herbal, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2006),57.
[9] Srikandi, Budhi Marhaendra, 100 Questions And Answer, 4.
[10] Devi Indriasari, 100% Persen Sembuh Tanpa Dokter: A-Z Deteksi, Obati, Dan Cegah Penyakit (Yogyakarta: Pustaka Grhatama, 2009), 149.
[11]Emma, Tip Dan Solusi Gizi Untuk Tetap Sehat, 10.
[12] Srikandi, Budhi Marhaendra, 100 Questions And Answer, 4.
[13] M. Sara Rosenthal, Revolusi Terapi Hormon Pendekatan Alami, ter. Leo  ( Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2009), 17.
[14] Emma, Tip Dan Solusi Gizi Untuk Tetap Sehat, 16.
[15] Marzuki Umar Sa’abah, Bagaimana awet muda dan panjang usia (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), 17.
[16] Emma, Tip Dan Solusi Gizi Untuk Tetap Sehat, 15.
[17] Ibid., 11.
[18] Ibid., 17.
[19] Ibid., 15.
[20] Adnan At-Tharsyah, serba-serbi wanita, ter. Gazi Saloom (Jakarta: Almahira, 2001), 60.
[21] Emma, Tip Dan Solusi Gizi Untuk Tetap Sehat, 15.
[22] Ibid., 16.
[23]Srikandi, Budhi, 100 Questions And Answer, 9-10.
[24]Bambang, Hidup Sehat Cara Mas Dewo, 67-68.
[25] Ibid., 68.



















 

Browsing Artikel

Pengikut

Total Tayangan Halaman

sinforan's cbox

Recent Posts

Pingbox

Copyright 2010 Situs Informasi dan Pengetahuan - All Rights Reserved.
Designed by Web2feel.com | Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com | Affordable HTML Templates from Herotemplates.com.